Kenali Penyebab dan Cara Atasi Gejala Konstipasi
Kenali Penyebab dan Cara Atasi Gejala Konstipasi
Buang air besar (BAB) yang tidak lancar sangatlah mengganggu. Bila itu sering terjadi, waspadai bila dalam seminggu hanya buang air besar kurang dari tiga kali, bisa jadi itu merupakan konstipasi. Anda mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan sembelit merupakan salah satu gangguan yang paling umum pada sistem pencernaan.
Selain dari kurangnya frekuensi buang air besar dalam seminggu, konstipasi juga bisa dikenali dari bentuk feses yang keras sehingga Anda perlu usaha sangat keras untuk mengeluarkannya. Anda mungkin juga butuh waktu lama untuk urusan ke belakang ini dan tidak merasa tuntas ketika menyelesaikannya.
Penyebab Sembelit
Apa sebenarnya penyebab sembelit? Ada dua faktor besar yang mempengaruhinya.
1.Faktor fungsional, yang dikenal juga dengan istilah Irritable Bowel Syndrom (IBS), seperti gaya hidup dan pola makan. Misalnya, jika Anda bekerja di kantor, lebih banyak duduk dan kurang gerak, lalu kurang asupan serat dan mengonsumsi makanan tinggi lemak, Anda akan mudah mengalami konstipasi. Bila Anda kurang minum air, risiko Anda semakin besar. Apalagi bila ditambah stres.
2.Faktor organik, terkait dengan kelainan pada sel syaraf pada permukaan usus, tempat di mana proses pencernaan terjadi. Bila penyebabnya adalah faktor organik, Anda harus menjalani peneropongan kolonskopi agar dapat dilakukan evaluasi terhadap kondisi usus. Apakah memang ada sumbatan, polip, kanker, atau tumor? 10 persen pasien yang mengalami konstipasi ternyata disebabkan oleh adanya tumor.
Jika Anda mengalami gejala-gejala konstipasi, ada baiknya langsung memeriksakan diri ke dokter ahli. Itu karena konstipasi juga bisa merambat ke gangguan lain, misalnya hemmoroid dan luka pada usus. Untuk mengatasinya, mulailah dengan mengubah pola makan. Konsumsilah sayuran dan buah-buahan setiap hari sampai memenuhi kebutuhan serat harian (25 gram per hari). Minumlah yang cukup dan imbangi dengan olahraga. Hindari juga makanan berlemak.
Mungkin Anda juga perlu mempertimbangkan asupan tambahan probiotik – bakteri baik yang menjaga dan memperbaiki keseimbangan flora di dalam usus. Probiotik dan prebiotik berperan membantu proses fermentasi di kolon. Pada proses ini, dihasilkan zat-zat yang diperlukan usus, pergerakan usus pun lebih normal, mengurangi kuman patogen.
Bakteri baik ini sebenarnya secara alami sudah ada di usus Anda. Namun, jumlahnya kemungkinan besar telah berkurang akibat gaya hidup modern Anda. Itu sebabnya Anda membutuhkannya lewat asupan dari luar, misalnya yogurt. Pilihlah yogurt yang mengandung bakteri hidup dan umur produk yang relatif pendek (30-35 hari).